I.
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Benih merupakan fase generatif dalam
kehidupan tanaman. Sebagai bahan perbanyakan tanaman benih mempunyai peranan
yang cukup penting. Dalam usaha meningkatkan produksi, walaupun sarana produksi
lain seperti pemupukan, pengairan, pengendalian hama, penyakit dan gulma telah dilaksanakan
dengan baik tetapi benih yang digunakan bermutu rendah maka produksi yang
diharapkan tidak akan tercapai.
Mutu suatu benih ditentukan oleh
factor fisik, genetic dan fisiologis benih. Factor fisik meliputi kemurnian
benih, bebas dari kotoran dan benih rerumputan, bebas hama dan penyakit serta kadar airnya rendah
menurut speciesnya. Factor genetic meliputi kemampuan berproduksi tinggi, tahan
terhadap hama
dan penyakit, respon terhadap kondisi pertumbuhan yang lebih baik. Sedangkan
factor fisiologis meliputi daya kecambah dan daya tumbuh serta daya simpan
benih.
Untuk mendapatkan benih yang bermutu
tinggi terutama dari sifat fisik dan genetiknya maka perlu pengujian benih baik
dilaboratorium maupun dilapangan. Pengujian dilaboratorium meliputi pengujian
analisa kemurnian benih, pengujian viabilitas dan vigor benih serta pengujian
lainnya yang berkaitan dengan benih seperti pengujian kesehatan benih (Thaib,
Anwar dan Rozen, 1992)
Untuk pelaksanaan pengujian yang
andal maka metode, parameter, system pelaporan, pencatatan dll harus
dilaksanakan menurut prosedur yang telah ditetapkan oleh suatu badan dunia yang
berpusat di Italia yaitu International Seed Testing Association (ISTA).
Tujuan pengujian di laboratorium
untuk mendapatkan informasi tentang mutu suatu seedlot yang dipergunakan oleh
petani, produsen, pedagang benih dan lembaga yang berhubungan dengan
perbenihan. Sehubungan untuk mencegah para pemakai benih dari segala resika
dari pemilikan dan pemakaian benih tersebut (Kartasapoetra, 1989).
B.
Tujuan Praktikum
Adapun tujuan praktikum:
- Melihat dan mempelajari struktur benih dikotil dan monokotil.
- Untuk menentukan komposisi contoh benih yang diuji
- Untuk mengetahui identitas macam spesies benih dan bagian-bagian kotoran benih yang terdapat dalam contoh benih yang diuji.
- Menentukan daya kecambah.
- Untuk menentukan kecepatan pertumbuhan dan perpanjangan akar dan batang kecambah dan untuk menentukan vigor dari benih.
II. TINJAUAN
PUSTAKA
A.
Struktur Benih Dicotil dan Monocotil
Menurut
bustaman (1989), walaupun biji bervariasi dalam bentuk, ukuran, warna dan
bentuk permukaannya tetapi secara umum biji terdiri dari 3 komponen utama yaitu
embrio, kulit biji dan jaringan makanan cadangan. Selain itu kamil (1984)
mengatakan biji yang matang selalu terdiri paling kurang dua bagian yaitu:
embrio dan kulit biji. Embrio adalah tumbuhan baru yang masih dalam ukuran
mini, yang hasil penggabungan gamet betina dengan mengalami pembelahan sel di
dalam embrio sac.
Kulit biji yang berkembang dari
integument dan berasal dari tanamn induknya. Secara genetic indentik dengan
induknya. Menurut kamil (1984) pada biji kedelei terdapat struktur spesifik
yang disebut helium. Pada tanaman serelia seperti jagung dan padi bagian embrio
yang terbesar adalah endosferm. Sedangkan legume pada dikot lainya kalaupun ada
hanya merupakan bagian kecil yang terdiri dari satu atau beberapa lapisan sel
saja.
B.
Pengujian Benih
Menurut Kartasapoetra (1989) pengijian
benih secara rutin dilakukan terhadap pengujian kemurnian benih, daya tumbuh,
pengujian tetrazolim dan pengujian kecepatan berkecambah benih.
Menurut Sutopo (1984) bahwa
kemurnian benih murni yang terdapat dalam suatu contoh benih. Tujuan dari analisa
kemurnian benih untuk menentukan komposisi berdasarkan berat dari contoh benih
yang akan di uji.
Menurut Sutopo (1984) vigor benih
relevan dengan tingkat produksi artinya dari benih yang bervigor tinggi akan
dapat dicapai tingkat produksi yang tinggi.
III.
BAHAN DAN METODE
A.
Seleksi atau Analisa Kemurnian Benih
- Tujuan
- Untuk mengetahui komposisi contoh benih yang diuji
- Untuk mengetahui identitas macam spesies benih dan bagian-bagian kotoran benih yang terdapat dalam contoh benih yang diuji
- Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan benih jagung, kedelai dan padi. Sedangkan alat yang
digunakan meja analisa, timbangan, dan loup.
- Prosedur
- Campur contoh benih sampai homogen
- Timbang contoh benih sebanyak 100 gram dan 50 gram
- Letakkan contoh benih diatas meja analisa
- Tentukan (pisahkan) komponen-komponennya:
·
Benih Murni (BM)
·
Kotoran Benih (KB)
·
Benih Tanaman Lain (BTL)
·
Benih Rerumputan (BR)
Benih murni = Benih murni (BM) * 100%
Benih awal
yang ditimbang
- Timbang masing-masing komponen dan tentukan persentasenya
B.
Struktur Benih Dicotol dan Monocotil
- Tujuan
Untuk melihat dan mempelajari struktur benih dikotil dan monokotil.
- Bahan dan Alat
Bahan - bahan yang diperlukan benih jagung, padi, dan kedelei. Sedangkan
alat yang digunakan pisau, buku gambar, pinsil warna, dll.
- Prosedur
Gambarlah pandangan dari luar dan pandangan dari dalam dengan membuat
irisan membujur dan melintang dari benih.
C.
Uji Daya Kecambah Benih (Standar Germination Test)
- Tujuan
Untuk menentukan daya kecambah dari benih.
- Bahan dan Alat
Bahan benih jagung, kedelai, padi, dan kertas stensil. Sedangkan alat
yang digunakan germinator datar.
- Prosedur
Benih dikecambahkan dalam gulungan kertas yang telah dibasahai terlebih
dahulu. Kertas yang digunakan adalah kertas stensil sebanyak tiga lembar
sebagai penutup. Jumlah benih yang dikecambahkan untuk setiap gulungan 50 butir
dengan 2 kali ulangan.
- Pengamatan
Pengamatan pertama dimulai 3 hari setelah benih dikecambahkan, kemudian
diamati setiap 2 hari sampai hari ke 10 atau tidak ada lagi benih yang
berkecambah. Dengan menghitung kecambah normal.
Tentukan persentase benih yang berkecambah normal dengan rumus:
Kecambah = (Jumlah benih yang berkecambah / Jumlah benih yang dikecambahkan) x 100%
D.
Uji Pertumbuhan Akar dan Batang (Root Growth Test)
- Tujuan Praktikum
Untuk menentukan kecepatan pertumbuhan dan perpanjangan akar dan batang
kecambah dan untuk menentukan vigor dari benih
- Bahan dan Alat
Bahan digunakan benih padi, jagung, kedelai, padi, dan kertas stensil.
Sedangkan alat yang digunakan germinator miring.
- Prosedur
Benih dikecambahkan dalam gulungan kertas yang telah dibasahai terlebih
dahulu (dua lembar sebagai alas dan satu lembat sebagai penutup). Jumlah benih
yang dikecambahkan untuk setiap gulungan 50 butir dengan 2 kali ulangan.
- Pengamatan
Pengamatan pertama dimulai 3 hari setelah benih dikecambahkan, kemudian
diamati setiap 2 hari sampai hari ke 5 kali pengamatan. Dengan mengukur panjang
akar dan batang dengan millimeter. Hitung rata-rata panjang akar dan panjang
batang pada akhir pengamatan.
E.
Uji Kecepatan Kecambah (Index Value Test)
- Tujuan
Menentukan nilai index dari perkecambahan benih dan untuk menentukan
vigor dari benih.
- Bahan dan Alat
Bahan: benih jagung, kedelai, padi dan kertas stensil. Sedangkan alat
yang digunakan germinator setandar.
- Prosedur
Benih dikecambahkan dalam gulungan kertas stensil yang telah dibasahi
terlebih dahulu seperti pada SGT (dua lembar sebagai alas dan satu lembar
menjadi penutup). Jumlah benih yang dikecambahkan 50 butir dengan dua kali
ulangan.
- Pengamatan
Pengamatan dengan menghitung benih yang berkecambah normal yang dilakukan
setiap hari sampai hari ke 10 atau tidak ada lagi benih yang berkecambah.
Perhitungan = jumlah benih berkecambah
Hari
berkecambah
- Pengaruh rendaman atonik terhadap biji barangan selama satu jam dengan dosis 1 gr / liter air. Bahan biji barangan dan palm putri
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Seleksi atau Analisa Kemurnian Benih
Hasil pengamatan dari analisa
kemurnian benih dapat dilihat pada table 1.
Table 1a : Hasil
analisa kemurnian benih menurut komponennya pada benih 50 gram
Komponen
|
Sample
jagung 50gram (%)
|
Sample
kedelai 50gram (%)
|
Sample
padi 50gram (%)
|
Benih murni
|
99,6
|
97,6
|
98,6
|
Benih tanaman
lain
|
-
|
-
|
-
|
Kotoran benih
|
0,4
|
2,4
|
0,8
|
Benih
rerumputan
|
-
|
-
|
|
Total
|
100
|
100
|
100
|
Tabel 1b: :
Hasil analisa kemurnian benih menurut komponennya pada benih 20 gram
Kompenen
|
Sample jagung
20gram (%)
|
Sample kedelai
20gram (%)
|
Sample padi
20gram (%)
|
Benih murni
|
99,6
|
94,o
|
96,0
|
Benih tanaman
lain
|
-
|
-
|
-
|
Kotoran benih
|
0,4
|
6,0
|
4,0
|
Benih
rerumputan
|
-
|
|
-
|
Total
|
100
|
100
|
100
|
Dari table diatas terlihat bahwa benih tersebut dari segi fisiknya
bermutu tinggi dan memenuhi persyaratan dalam program pembenihan. Karena
menurut pendapat Kamil (1984), persyaratan dari pada program pembenihan : benih
murni minimal 95%, benih tanaman lain maksimal 5%, kotoran maksimal 2%, dan
benih rerumputan maksimal 2%.
Selain itu bahwa factor-faktor tersebut merupakan sifat-sifat fisik benih
disamping sifat fisik lainya set\perti kadar benih, bebas dari hama dan penyakit, persen
perkecambahan yang semuanya mempengaruhi mutu benih.
B.
Struktur Benih Dicotil dan Monocotil
Dari hasil pengamatan terhadap
beberapa jenis benih dicotil (kedelei) dan benih monocotil (jaging dan padi)
yang gambarnya dapat dilihat pada lampiran 1.
Dari pandangan luar benih kedelei
terdapat kulit benih, helium dan micropil dan dari pandangan dalam terdapat
cotyledon, plumule, hipokotil dan radicle. Pada pandangan luar benih jagung
terdapat pericarp dan dari pandangan dalam terdapat endosperm, seminal root,
coleoptile, plumule, coleorhiza, radicle serta scutelum. Sedangkan pandangan
luar benih padi terdapat lemma, palea, glume dan dari pandangan dalam terdapat
endosperm dan embrio.
C. Uji
Daya Kecambah Benih (Standar Germination Test)
Hasil pengamatan daya kecambah benih
padi, kedelai, dan jagung dapat dilihat pada table 2a-2c.
Table 2a : Jumlah dan daya kecambah benih padi.
Ulangan
|
Pengamatan hari
ke
|
Daya kecambah
(%)
|
||
5
|
7
|
9
|
||
I
|
47
|
0
|
0
|
94
|
II
|
49
|
0
|
0
|
98
|
III
|
47
|
0
|
|
94
|
Rerata
(%)
|
95,33
|
Tabel 2b :
Jumlah dan daya kecambah benih kedelai
Ulangan
|
Pengamatan hari ke
|
Daya kecambah (%)
|
||
5
|
7
|
9
|
||
I
|
49
|
0
|
0
|
98
|
II
|
49
|
0
|
0
|
98
|
III
|
46
|
0
|
0
|
92
|
Rerata (%)
|
96
|
Table 2c :
Jumlah dan daya kecambah benih jagung
Ulangan
|
Pengamatan hari ke
|
Daya kecambah (%)
|
||
5
|
7
|
9
|
||
I
|
25
|
0
|
0
|
50
|
II
|
29
|
0
|
0
|
58
|
III
|
22
|
0
|
0
|
44
|
Rerata (%)
|
50,66
|
D.
Uji Kecepatan Kecambah (Index Value Test)
Hasil pengamatan kecepatan
berkecambah dapat dilihat pada table 3a – 3c.
Table 3a :
jumlah benih padi yang berkecambah normal dan nilai indexnya.
Ulangan
|
1
|
2
|
3
|
Pengamatan hari ke
|
Nilai indeks
|
||||||
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
|||||
I
|
0
|
4
|
7
|
13
|
5
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
8,58
|
II
|
0
|
3
|
8
|
17
|
2
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
8,82
|
III
|
|
1
|
4
|
20
|
4
|
|
|
|
|
|
7.63
|
Rerata
|
8,34
|
Ket: Perkecambahan
padi tidak hidup karena padi tersebut sudah kadar luarsa sehingga padi tidak
dapat tumbuh
Table 3b :
jumlah benih kedelai yang berkecambah normal dan nilai indexnya
Ulangan
|
1
|
2
|
3
|
Pengamatan hari ke
|
Nilai indeks
|
||||||
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
|||||
I
|
0
|
1
|
27
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
9,50
|
II
|
0
|
1
|
26
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
9,16
|
III
|
0
|
2
|
28
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
10,33
|
Rerata
|
9,66
|
Table 3a :
jumlah benih jagung yang berkecambah normal dan nilai indexnya
Ulangan
|
1
|
2
|
3
|
Pengamatan hari ke
|
Nilai indeks
|
||||||
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
|||||
I
|
0
|
1
|
27
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
1,56
|
II
|
0
|
3
|
26
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
1,83
|
III
|
0
|
3
|
28
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
1,66
|
Rerata
|
16,97
|
E.
Uji Pertumbuhan Akar dan Batang (Root Growth Test)
Hasil rerata panjang akar dan batang
dapat dilihat pada table 3.
Table 4 : rerata
panjang akar dan batang pada hari ke-9 (akhir pengamatan)
Jumlah kecambah
|
Panjang akar (cm)
|
Panjang batang (cm)
|
Padi
|
10,23
|
2,93
|
Kedelai
|
18,33
|
12,53
|
Jagung
|
5,57
|
1,07
|
Pada table terlihat bahwa
pertumbuhan akar lebih panjang dari pada pertumbuhan batang, ini disebabkan
oleh lebih dulunya pemanjangan sel oleh akar. Sesuai dengan pendapat yang
dikemukakan oleh kamil ( 1984 ) bahwa pada proses perkecambahan jagung dan pertumbuhan
yang pertama terjadi adalah pemanjagan sel pada coleorhiza dan diikuti
pembelahan sel pada radikal serta plumula
V. PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari hasil praktikum dapat diambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
- Struktur benih dikot umumnya terdiri dari : embrio, kulit biji dan kotiledon dan pada benih monokotil terdiri dari embrio, kulit biji dan endosferm.
- Pada pengujian kemurnian benih masih memenuhi standart benih sebar tetapi pada pengujian-pengujian pada benih padi ternyata daya kecambahnya rendah ini berarti kemurnian benih belum menjamin daya viability dan vigor benih.
- Pada pengujian accererated benbih ke dalam tidak mampu berkecamah sama sekali karena benih tidak mampu berkecambah sama sekali Karen benih tidak tahan perlakuan ekstrim dan tidak disimpan.
B.
Saran
Setiap kali praktikum harus diukur
panjang dan kecepatan kecambah, supaya tau dalam pengamatan. Sebaiknya dalam
setiap praktikum jadwalnya diatur dengan sebaik-baiknya.
DAFTAR PUSTAKA
Bustaman. 1989. Dasar-Dasar
Ilmu Benih. Universitas Andalas. Padang.
Kamil, J. 1984. Teknologi Benih I.
Angkasa. Bandung.
Kartasapoetra, A,G. 1989. Teknologi Benih. Penglohan
Benih Dan Tuntunan Prkatiukum. Bina Aksara. Jakarta.
Sutopo. L. 1984. Teknologi Benih. Fakultas Pertanian Universitas
Brawijaya. Rajawali Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar