Selasa, 19 Juni 2012

TEKNOLOGI BENIH



I.  PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
            Benih merupakan fase generatif dalam kehidupan tanaman. Sebagai bahan perbanyakan tanaman benih mempunyai peranan yang cukup penting. Dalam usaha meningkatkan produksi, walaupun sarana produksi lain seperti pemupukan, pengairan, pengendalian hama, penyakit dan gulma telah dilaksanakan dengan baik tetapi benih yang digunakan bermutu rendah maka produksi yang diharapkan tidak akan tercapai.
            Mutu suatu benih ditentukan oleh factor fisik, genetic dan fisiologis benih. Factor fisik meliputi kemurnian benih, bebas dari kotoran dan benih rerumputan, bebas hama dan penyakit serta kadar airnya rendah menurut speciesnya. Factor genetic meliputi kemampuan berproduksi tinggi, tahan terhadap hama dan penyakit, respon terhadap kondisi pertumbuhan yang lebih baik. Sedangkan factor fisiologis meliputi daya kecambah dan daya tumbuh serta daya simpan benih.
            Untuk mendapatkan benih yang bermutu tinggi terutama dari sifat fisik dan genetiknya maka perlu pengujian benih baik dilaboratorium maupun dilapangan. Pengujian dilaboratorium meliputi pengujian analisa kemurnian benih, pengujian viabilitas dan vigor benih serta pengujian lainnya yang berkaitan dengan benih seperti pengujian kesehatan benih (Thaib, Anwar dan Rozen, 1992)
            Untuk pelaksanaan pengujian yang andal maka metode, parameter, system pelaporan, pencatatan dll harus dilaksanakan menurut prosedur yang telah ditetapkan oleh suatu badan dunia yang berpusat di Italia yaitu International Seed Testing Association (ISTA).
            Tujuan pengujian di laboratorium untuk mendapatkan informasi tentang mutu suatu seedlot yang dipergunakan oleh petani, produsen, pedagang benih dan lembaga yang berhubungan dengan perbenihan. Sehubungan untuk mencegah para pemakai benih dari segala resika dari pemilikan dan pemakaian benih tersebut (Kartasapoetra, 1989).


B.  Tujuan Praktikum
            Adapun tujuan praktikum:
  1. Melihat dan mempelajari struktur benih dikotil dan monokotil.
  2. Untuk menentukan komposisi contoh benih yang diuji
  3. Untuk mengetahui identitas macam spesies benih dan bagian-bagian kotoran benih yang terdapat dalam contoh benih yang diuji.
  4. Menentukan daya kecambah.
  5. Untuk menentukan kecepatan pertumbuhan dan perpanjangan akar dan batang kecambah dan untuk menentukan vigor dari benih.

II.  TINJAUAN PUSTAKA


A.  Struktur Benih Dicotil dan Monocotil
            Menurut bustaman (1989), walaupun biji bervariasi dalam bentuk, ukuran, warna dan bentuk permukaannya tetapi secara umum biji terdiri dari 3 komponen utama yaitu embrio, kulit biji dan jaringan makanan cadangan. Selain itu kamil (1984) mengatakan biji yang matang selalu terdiri paling kurang dua bagian yaitu: embrio dan kulit biji. Embrio adalah tumbuhan baru yang masih dalam ukuran mini, yang hasil penggabungan gamet betina dengan mengalami pembelahan sel di dalam embrio sac.
            Kulit biji yang berkembang dari integument dan berasal dari tanamn induknya. Secara genetic indentik dengan induknya. Menurut kamil (1984) pada biji kedelei terdapat struktur spesifik yang disebut helium. Pada tanaman serelia seperti jagung dan padi bagian embrio yang terbesar adalah endosferm. Sedangkan legume pada dikot lainya kalaupun ada hanya merupakan bagian kecil yang terdiri dari satu atau beberapa lapisan sel saja.

B.  Pengujian Benih
            Menurut Kartasapoetra (1989) pengijian benih secara rutin dilakukan terhadap pengujian kemurnian benih, daya tumbuh, pengujian tetrazolim dan pengujian kecepatan berkecambah benih.
            Menurut Sutopo (1984) bahwa kemurnian benih murni yang terdapat dalam suatu contoh benih. Tujuan dari analisa kemurnian benih untuk menentukan komposisi berdasarkan berat dari contoh benih yang akan di uji.
            Menurut Sutopo (1984) vigor benih relevan dengan tingkat produksi artinya dari benih yang bervigor tinggi akan dapat dicapai tingkat produksi yang tinggi.



III.  BAHAN DAN METODE

A.  Seleksi atau Analisa Kemurnian Benih
  1. Tujuan
    1. Untuk mengetahui komposisi contoh benih yang diuji
    2. Untuk mengetahui identitas macam spesies benih dan bagian-bagian kotoran benih yang terdapat dalam contoh benih yang diuji
  2. Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan benih jagung, kedelai dan padi. Sedangkan alat yang digunakan meja analisa, timbangan, dan loup.
  1. Prosedur
    1. Campur contoh benih sampai homogen
    2. Timbang contoh benih sebanyak 100 gram dan 50 gram
    3. Letakkan contoh benih diatas meja analisa
    4. Tentukan (pisahkan) komponen-komponennya:
·        Benih Murni (BM)
·        Kotoran Benih (KB)
·        Benih Tanaman Lain (BTL)
·        Benih Rerumputan (BR)
Benih murni = Benih murni (BM)              * 100%
                        Benih awal yang ditimbang
    1. Timbang masing-masing komponen dan tentukan persentasenya
B.  Struktur Benih Dicotol dan Monocotil
  1. Tujuan
Untuk melihat dan mempelajari struktur benih dikotil dan monokotil.
  1. Bahan dan Alat
Bahan - bahan yang diperlukan benih jagung, padi, dan kedelei. Sedangkan alat yang digunakan pisau, buku gambar, pinsil warna, dll.
  1. Prosedur
Gambarlah pandangan dari luar dan pandangan dari dalam dengan membuat irisan membujur dan melintang dari benih.
C.  Uji Daya Kecambah Benih (Standar Germination Test)
  1. Tujuan
Untuk menentukan daya kecambah dari benih.
  1. Bahan dan Alat
Bahan benih jagung, kedelai, padi, dan kertas stensil. Sedangkan alat yang digunakan germinator datar.
  1. Prosedur
Benih dikecambahkan dalam gulungan kertas yang telah dibasahai terlebih dahulu. Kertas yang digunakan adalah kertas stensil sebanyak tiga lembar sebagai penutup. Jumlah benih yang dikecambahkan untuk setiap gulungan 50 butir dengan 2  kali ulangan.
  1. Pengamatan
Pengamatan pertama dimulai 3 hari setelah benih dikecambahkan, kemudian diamati setiap 2 hari sampai hari ke 10 atau tidak ada lagi benih yang berkecambah. Dengan menghitung kecambah normal.
Tentukan persentase benih yang berkecambah normal dengan rumus:
Kecambah = (Jumlah benih yang berkecambah / Jumlah benih yang dikecambahkan) x 100%

D.  Uji Pertumbuhan Akar dan Batang (Root Growth Test)
  1. Tujuan Praktikum
Untuk menentukan kecepatan pertumbuhan dan perpanjangan akar dan batang kecambah dan untuk menentukan vigor dari benih
  1. Bahan dan Alat
Bahan digunakan benih padi, jagung, kedelai, padi, dan kertas stensil. Sedangkan alat yang digunakan germinator miring.
  1. Prosedur
Benih dikecambahkan dalam gulungan kertas yang telah dibasahai terlebih dahulu (dua lembar sebagai alas dan satu lembat sebagai penutup). Jumlah benih yang dikecambahkan untuk setiap gulungan 50 butir dengan 2 kali ulangan.
  1. Pengamatan
Pengamatan pertama dimulai 3 hari setelah benih dikecambahkan, kemudian diamati setiap 2 hari sampai hari ke 5 kali pengamatan. Dengan mengukur panjang akar dan batang dengan millimeter. Hitung rata-rata panjang akar dan panjang batang pada akhir pengamatan.

E.  Uji Kecepatan Kecambah (Index Value Test)
  1. Tujuan
Menentukan nilai index dari perkecambahan benih dan untuk menentukan vigor dari benih.
  1. Bahan dan Alat
Bahan: benih jagung, kedelai, padi dan kertas stensil. Sedangkan alat yang digunakan germinator setandar.
  1. Prosedur
Benih dikecambahkan dalam gulungan kertas stensil yang telah dibasahi terlebih dahulu seperti pada SGT (dua lembar sebagai alas dan satu lembar menjadi penutup). Jumlah benih yang dikecambahkan 50 butir dengan dua kali ulangan.
  1. Pengamatan
Pengamatan dengan menghitung benih yang berkecambah normal yang dilakukan setiap hari sampai hari ke 10 atau tidak ada lagi benih yang berkecambah.
Perhitungan = jumlah benih berkecambah
                        Hari berkecambah
  1. Pengaruh rendaman atonik terhadap biji barangan selama satu jam dengan dosis 1 gr / liter air. Bahan biji barangan dan palm putri


IV.  HASIL DAN PEMBAHASAN

A.  Seleksi atau Analisa Kemurnian Benih
            Hasil pengamatan dari analisa kemurnian benih dapat dilihat pada table 1.
Table 1a : Hasil analisa kemurnian benih menurut komponennya pada benih 50 gram
Komponen
Sample jagung 50gram (%)
Sample kedelai 50gram (%)
Sample padi 50gram (%)
Benih murni
99,6
97,6
98,6
Benih tanaman lain
-
-
-
Kotoran benih
0,4
2,4
0,8
Benih rerumputan
-
-

Total
100
100
100

Tabel 1b: : Hasil analisa kemurnian benih menurut komponennya pada benih 20 gram


Kompenen
Sample jagung 20gram (%)
Sample kedelai 20gram (%)
Sample padi
 20gram (%)
Benih murni
           99,6
            94,o
        96,0
Benih tanaman lain
            -
             -
         -
Kotoran benih
           0,4
            6,0
        4,0
Benih rerumputan
            -

          -
Total
          100
           100
        100

Dari table diatas terlihat bahwa benih tersebut dari segi fisiknya bermutu tinggi dan memenuhi persyaratan dalam program pembenihan. Karena menurut pendapat Kamil (1984), persyaratan dari pada program pembenihan : benih murni minimal 95%, benih tanaman lain maksimal 5%, kotoran maksimal 2%, dan benih rerumputan maksimal 2%.
Selain itu bahwa factor-faktor tersebut merupakan sifat-sifat fisik benih disamping sifat fisik lainya set\perti kadar benih, bebas dari hama dan penyakit, persen perkecambahan yang semuanya mempengaruhi mutu benih.

B.  Struktur Benih Dicotil dan Monocotil
            Dari hasil pengamatan terhadap beberapa jenis benih dicotil (kedelei) dan benih monocotil (jaging dan padi) yang gambarnya dapat dilihat pada lampiran 1.
            Dari pandangan luar benih kedelei terdapat kulit benih, helium dan micropil dan dari pandangan dalam terdapat cotyledon, plumule, hipokotil dan radicle. Pada pandangan luar benih jagung terdapat pericarp dan dari pandangan dalam terdapat endosperm, seminal root, coleoptile, plumule, coleorhiza, radicle serta scutelum. Sedangkan pandangan luar benih padi terdapat lemma, palea, glume dan dari pandangan dalam terdapat endosperm dan embrio.

C.  Uji Daya Kecambah Benih (Standar Germination Test)
            Hasil pengamatan daya kecambah benih padi, kedelai, dan jagung dapat dilihat pada table 2a-2c.
 Table 2a : Jumlah dan daya kecambah benih padi.

Ulangan
Pengamatan hari ke
Daya kecambah (%)
5
7
9
I
47
0
0
94
II
49
0
0
98
III
47
0

94
Rerata (%)
95,33

Tabel 2b : Jumlah dan daya kecambah benih kedelai

Ulangan
Pengamatan hari ke
Daya kecambah (%)
5
7
9
I
49
0
0
98
II
49
0
0
98
III
46
0
0
92
Rerata (%)
96

Table 2c : Jumlah dan daya kecambah benih jagung

Ulangan
Pengamatan hari ke
Daya kecambah (%)
5
7
9
I
25
0
0
50
II
29
0
0
58
III
22
0
0
44
Rerata (%)
50,66


D.  Uji Kecepatan Kecambah (Index Value Test)
            Hasil pengamatan kecepatan berkecambah dapat dilihat pada table 3a – 3c.
Table 3a : jumlah benih padi yang berkecambah normal dan nilai indexnya.

Ulangan
1
2
3
Pengamatan hari ke
Nilai indeks
4
5
6
7
8
9
10
I
0
4
7
13
5
0
0
0
0
0
8,58
II
0
3
8
17
2
0
0
0
0
0
8,82
III

1
4
20
4





7.63
Rerata
8,34

Ket: Perkecambahan padi tidak hidup karena padi tersebut sudah kadar luarsa sehingga padi tidak dapat tumbuh

Table 3b : jumlah benih kedelai yang berkecambah normal dan nilai indexnya
Ulangan
1
2
3
Pengamatan hari ke
Nilai indeks
4
5
6
7
8
9
10
I
0
1
27
0
0
0
0
0
0
0
9,50
II
0
1
26
0
0
0
0
0
0
0
9,16
III
0
2
28
0
0
0
0
0
0
0
10,33
Rerata
9,66

 
Table 3a : jumlah benih jagung yang berkecambah normal dan nilai indexnya
Ulangan
1
2
3
Pengamatan hari ke
Nilai indeks
4
5
6
7
8
9
10
I
0
1
27
0
0
0
0
0
0
0
1,56
II
0
3
26
0
0
0
0
0
0
0
1,83
III
0
3
28
0
0
0
0
0
0
0
1,66
Rerata
16,97

 
E.  Uji Pertumbuhan Akar dan Batang (Root Growth Test)
            Hasil rerata panjang akar dan batang dapat dilihat pada table 3.
Table 4 : rerata panjang akar dan batang pada hari ke-9 (akhir pengamatan)
Jumlah kecambah
Panjang akar (cm)
Panjang batang (cm)
Padi
10,23
2,93
Kedelai
18,33
12,53
Jagung
5,57
1,07

            Pada table terlihat bahwa pertumbuhan akar lebih panjang dari pada pertumbuhan batang, ini disebabkan oleh lebih dulunya pemanjangan sel oleh akar. Sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh kamil ( 1984 ) bahwa pada proses perkecambahan jagung dan pertumbuhan yang pertama terjadi adalah pemanjagan sel pada coleorhiza dan diikuti pembelahan sel pada radikal serta plumula

V.  PENUTUP

A.  Kesimpulan
            Dari hasil praktikum dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
  1. Struktur benih dikot umumnya terdiri dari : embrio, kulit biji dan kotiledon dan pada benih monokotil terdiri dari embrio, kulit biji dan endosferm.
  2. Pada pengujian kemurnian benih masih memenuhi standart benih sebar tetapi pada pengujian-pengujian pada benih padi ternyata daya kecambahnya rendah ini berarti kemurnian benih belum menjamin daya viability dan vigor benih.
  3. Pada pengujian accererated benbih ke dalam tidak mampu berkecamah sama sekali karena benih tidak mampu berkecambah sama sekali Karen benih tidak tahan perlakuan ekstrim dan tidak disimpan.

B.  Saran
            Setiap kali praktikum harus diukur panjang dan kecepatan kecambah, supaya tau dalam pengamatan. Sebaiknya dalam setiap praktikum jadwalnya diatur dengan sebaik-baiknya.


DAFTAR PUSTAKA

Bustaman. 1989. Dasar-Dasar Ilmu Benih. Universitas Andalas. Padang.
Kamil, J. 1984. Teknologi Benih I. Angkasa. Bandung.
Kartasapoetra, A,G. 1989. Teknologi Benih. Penglohan Benih Dan Tuntunan Prkatiukum. Bina Aksara. Jakarta.
Sutopo. L. 1984. Teknologi Benih. Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Rajawali Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar