Selasa, 19 Juni 2012

PENGENDALIAN HAMA PENYAKIT TANAMAN JAGUNG


I PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Jagung merupakan Famili dari Graminae yang mana tanaman ini asli Benua Amerika. Jagung telah ditanam oleh suku Indian jauh sebelum Benua Amerika ditemukan. Tanaman pangan ini adalah makanan utama orang Indian. Daerah yang dianggap sebagai asal tanaman jagung adalah Meksiko karena tempat tersebut ditemukan janggel dan biji dalam gua-gua suku Indian.
Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting, selain gandum dan padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah dan Selatan, jagung juga menjadi alternatif sumber pangan di Amerika Serikat. Penduduk beberapa daerah di Indonesia (misalnya di Madura dan Nusa Tenggara) juga menggunakan jagung sebagai pangan pokok. Selain sebagai sumber karbohidrat, jagung juga ditanam sebagai pakan ternak (hijauan maupun tongkolnya), diambil minyaknya (dari biji), dibuat tepung (dari biji, dikenal dengan istilah tepung jagung atau maizena), dan bahan baku industri (dari tepung biji dan tepung tongkolnya). Tongkol jagung kaya akan pentosa, yang dipakai sebagai bahan baku pembuatan furfural. Jagung yang telah direkayasa genetika juga sekarang ditanam sebagai penghasil bahan farmasi.


B.  Tujuan Praktikum
            Adapun tujuan dari praktikum ini ialah
  1. Bagaiman pola berbudidaya tanaman jagung yang baik
  2. Menjadikan mahasiswa yang kreaif dalam membudidayakan tanaman jagung.

II MORFOLOGI TAMANAN JAGUNG (Zea mays L.)

A.  Morfologi
Berdasarkan bukti genetik, antropologi, dan arkeologi diketahui bahwa daerah asal jagung adalah Amerika Tengah (Meksiko bagian selatan). Budidaya jagung telah dilakukan di daerah ini 10.000 tahun yang lalu, lalu teknologi ini dibawa ke Amerika Selatan (Ekuador) sekitar 7000 tahun yang lalu, dan mencapai daerah pegunungan di selatan Peru pada 4000 tahun yang lalu. Kajian filogenetik menunjukkan bahwa jagung (Zea mays ssp. mays) merupakan keturunan langsung dari teosinte (Zea mays ssp. parviglumis). Dalam proses domestikasinya, yang berlangsung paling tidak 7000 tahun oleh penduduk asli setempat, masuk gen-gen dari subspesies lain, terutama Zea mays ssp. mexicana. Istilah teosinte sebenarnya digunakan untuk menggambarkan semua spesies dalam genus Zea, kecuali Zea mays ssp. mays. Proses domestikasi menjadikan jagung merupakan satu-satunya spesies tumbuhan yang tidak dapat hidup secara liar di alam. Hingga kini dikenal 50.000 varietas jagung, baik ras lokal maupun kultivar.

  1. Akar dan perakaran
Akar jagung tergolong akar serabut yang dapat mencapai kedalaman 8 m meskipun sebagian besar berada pada kisaran 2 m. Pada tanaman yang sudah cukup dewasa muncul akar adventif dari buku-buku batang bagian bawah yang membantu menyangga tegaknya tanaman.

  1. Batang
Batang jagung tegak dan mudah terlihat, sebagaimana sorgum dan tebu, namun tidak seperti padi atau gandum. Terdapat mutan yang batangnya tidak tumbuh pesat sehingga tanaman berbentuk roset. Batang beruas-ruas. Ruas terbungkus pelepah daun yang muncul dari buku. Batang jagung cukup kokoh namun tidak banyak mengandung lignin.
  1. Daun
Daun jagung adalah daun sempurna. Bentuknya memanjang. Antara pelepah dan helai daun terdapat ligula. Tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun. Permukaan daun ada yang licin dan ada yang berambut. Stoma pada daun jagung berbentuk halter, yang khas dimiliki familia Poaceae. Setiap stoma dikelilingi sel-sel epidermis berbentuk kipas. Struktur ini berperan penting dalam respon tanaman menanggapi defisit air pada sel-sel daun.
  1. Bunga
Jagung memiliki bunga jantan dan bunga betina yang terpisah (diklin) dalam satu tanaman (monoecious). Tiap kuntum bunga memiliki struktur khas bunga dari suku Poaceae, yang disebut floret. Pada jagung, dua floret dibatasi oleh sepasang glumae (tunggal: gluma). Bunga jantan tumbuh di bagian puncak tanaman, berupa karangan bunga (inflorescence). Serbuk sari berwarna kuning dan beraroma khas. Bunga betina tersusun dalam tongkol. Tongkol tumbuh dari buku, di antara batang dan pelepah daun. Pada umumnya, satu tanaman hanya dapat menghasilkan satu tongkol produktif meskipun memiliki sejumlah bunga betina. Beberapa varietas unggul dapat menghasilkan lebih dari satu tongkol produktif, dan disebut sebagai varietas prolifik. Bunga jantan jagung cenderung siap untuk penyerbukan 2-5 hari lebih dini daripada bunga betinanya (protandri).
Bunga betina jagung berupa "tongkol" yang terbungkus oleh semacam pelepah dengan "rambut". Rambut jagung sebenarnya adalah tangkai putik.

III BAHAN DAN METODE


A.  Tempat dan waktu

            Kegiatan peserta praktikum Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman ini dilaksanakan dikebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Islam Riau. Jl,Kharuddin Nasution Km 11 P. Marpoyan. Kegiatan praktikum ini dimulai dari bulan Oktober 2008 sampai Januari 2009

B.  Bahan dan alat


            Bahan yang digunakn dalam praktikum dasar-dasar agronomi ini adalah :
-  Benih jagung
- Benih kacang tanah
-  Pupuk NPK
-  Furadan 3G

            Sedangkan alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
    1. Cangkul
    2. Tajak
    3. Gembor
    4. Meteran
    5. Prayer atau kep

IV PELAKSANAAN PRAKTIKUM

A.  Persiapan Lahan

Pengolahan tanah mencangkup antara lain:        
    1. Melakukan pengolahan tanah lebar 1.5meter dan panjang 10 meter dengan cara mencangkul tanah, membalikan tanah, dan menggemburkan tanah.
    2. Membersihkan gulma yang masih tersisa dengan menggunakan alat garu.
    3. Lahan yang sudah dibersihkan dan diratakan, kemudian digembur kembali tanahnnya.
    4. Setelah digembur, maka dilakuakan pemupukan kandang dengan satu karung / bedengan.

B.  Penanaman

            Penanaman dilakukan dua tahap. Tahap pertama penanaman jagung ini dilakukan pada sore hari, dengan jarak tanamnya60 x 70 cm. Tahap kedua penanaman kacang tanah dengan jarak tanaman 30 cm diantara tanaman. Benih jagung yang ditanam kemudian dilakukan pemupukan seabagai perlakuan yaitu pupuk Npk, dan  penaburan  Furadan 3G yang bertujuan untuk mencegah hama semut memangsa benih jagung dan kacang tanah yang ditanam.

C.  Penyiraman

            Penyiraman dilakukan melihat kondisi kelembapan tanah.hal ini menyangkut ketersediaan air bagi pertumbuhan tanaman. Penyiraman ini dilakukan duakali perharinya apabila hari tidak hujan.

D.  Penyiangan

Penyiangan untuk untuk tanaman jagung dengan dilakukan beberapa kali yaitu:
  1. Penyiangan pertama dilakukan pada saat tanaman jagung berumur 15 hari setelah tanam.
  2. Penyiangan kedua ini dilakukan pada saat pembumbunan,tujuan pembumbunan untuk memperkokoh batang jagung, dan memperbaiki drainase supaya mempermudah aliran air.

V HASIL DAN PEMBAHASAN
           

A.  Parameter Pengamatan

            Parameter pengamatan jagung untuk praktikum dasar-dasar agronomi ini antara lain:
1.      Tinggi Tanaman (cm)
Pengukuran tinggi tanaman pada saat tanaman jagung pertumbuhan akhir yakni munculnya bunga jantan,di ukur mulai dari pangkal batang sampai ujung bunga jantan.

2.      Umur Berbunga (hari)
Pengamatan umur berbunga tanamna jagung dilakukan masing-masiung tanaman sampel, menghitung umur berbunga ini mulai dari penanaman sampai munculnya bunga jantan dan betina.
3.      Pengamatan hama dan penyakit pada tanaman jagung dan kacang tanah
Hama yang terdapat dilahan tanaman jagung yaitu :
              a.   Hama
1.      Ulat grayak (Spodopetera litura)
Kumbang daun menyerang tanaman muda hingga menjelang panen. Hama menyerang pucuk , daun , bunga dan polong sehingga menakibatkan tanaman mati, menurunkan jumlah bunga dan polong yang terbentuk, sehingga kualitas biji menurun. Jika ditemukan 1 imago dalam 800 tanaman, perlu dilakukan penyemprotan dengan insektisida.
2.      Kutu kebul ( bemisa tabacci)
Serangga dewasa (imago) dan serangan muda (nimfa) kutu kebul menusuk dan menghisap cairan tanaman. Hama ini juga menghasilkan embun madu yang merupakan media tumbuh bagii cendawan jelaga. Cendawan ini akan menutupi permukaan daun dengan spora berwarna hitam sehingga mengganggu proses fotosintesa. Kutu kebul juga merupakan vector bagi virus.
Penggunaan insektisida yang ditujukan untuk lalat bibit dapat pula digunakan untuk mengendalikan kutu kebul.
            b. penyakit pada tanaman jagung dan kacang tanah
                  Penyakit yang ada dilahan pertanaman jagung yaitu:
·        Penyakit bercak daun ( leaf blight )
Penyakit bercak daun menyerang daun tanaman jagung mulai menyerang dari pertama membuka hingga akhir masa pertumbuhan
penyebab cendawan ( Helminthossporium turcicum )
·        Busuk batang
Penyakit ini disebabkan oleh banyak cendawan pathogen, seperti Diplodia maydis, fusarium moniliforme, dan phytium sp. Fungi tersebut menyerang batang bagian bawah sehingga menyebabkan pertumbuhann obnormal, tonggkol hampa, bahkan kematian. Cendawaan pathogen ini dapat menginfeksi tongkol sehingga mengakibatkan busuk tongkol. Penyakit busuk batang juga ada yang disebabkan oleh bakteri Erwinia sp. Akibat serangannya adalah batang menjadi patah dan berbau busuk.
·        Penyakit bercak daun cercospora pada tanaman kacang
Penyakit bercak daun cercospora yang menyerang kacang tanah, yaitu cendawan cercospora personatum dan C. archidicola. Bercak yang di hasilkan berbentuk bulat dan dapat menutupi seluruh permukaan daun sehingga menggangu proses fotosintesa. Serangan biasanya terjadi pada saat tanaman telah tua ( fase bunga dan pengisian polong). Pengendalian penyakit ini dengan menanam varietas tahan, rotasi tanaman, dan sanitasi lapang jika seranganb berat maka di semprot dengan fungisida.

B.  Hasil Pengamatan

            Hasil pengamatan ini dibuat dalam tabel yaitu:
Sampel
TT (cm)
UB (hari)
JH (CM)
1
170
43
11
2
181
44
12
3
182
43
10
4
166
41
10
5
195
40
14

Jumlah
894
211
57

Rata-rata
178,8
42,2
11.4







Keterangan:
TT = Tinggi Tanaman (cm)
UB = Umur Berbunga (hari)
JH  = jumlah  Helai (cm)


III PENUTUP

A.  Kesimpulan

jagung. Agar produksi tanaman jagung tinggi sebaiknya diberikan pupuk yang optimal. Pemberian air merupakan factor utama dalam keberhasilan pertumbumhan dan produksi tanaman
B.  Saran
Sebaiknya penyiraman minimal dilakukan sehari sekali. Sebaiknya pemupukan dilakukan sesuai dengan keperluan tanaman jagung saja agar tidak mubajir.


DAFTAR PUSTAKA

Purwono, Purnawati, H. 2007. Budidaya 8 Jenis Tanaman Pangan Unggul. Penebar Swadaya. Jakarta.
Sunarjono,Hendro.2006. bertanam 30 jenis sayur. Jakarta : penerswadaya



Tidak ada komentar:

Posting Komentar