Selasa, 19 Juni 2012

HERBISIDA


I.                  PENDAHULUAN



A.     Latar Belakang
Pengertian pestisida luas sekali karena meliputi produk-produk yang digunakan , kehutanan, perkebunan, peternakan/kesehatan hewan, perikanan, dan kesehatan masyarakat. Pada pestisida pertanian terdapat pestisida untuk mengendalikan gulma yaitu herbisida.
Herbisida adalah bahan yang mengandung senyawa kimia beracun dan digunakan untuk mematikan tanaman pengganggu/gulma. Gulma ini ada bermacam-macam, antara lain gulma berdaun lebar, rerumputan, alang-alang, eceng gondok, dan lain-lain.

B.     Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah pengenalan herbisida ini adalah untuk mengetahui cara penggunaan herbisida yang tepat sehingga tidak menimbulkan efek yang bernahaya terhadap lingkungan disekitarnya dan tepat sasaran terhadap gulma sasaran. Selain itu juga untuk mengetahui kandungan-kandungan kimia yang terdapat didalam herbisida tersebut dan teknik pengaplikasiannya.

II.               PEMBAHASAN

A.     Penggunaan Herbisida
Herbisida merupkan salah satu pestisida yang berfungsi mengendalikan gulma. Untuk keperluan pengendaliannya, gulma dibedakan menjadi 3 golongan. 1) gulma berdaun lebar, seperti Boreria alata, Chromolaena odorata, Mikania sp.; 2) gulma berdaun sempit (golongan rumput), seperti Axonopus, Paspalum, Panicum repens. 3) golongan teki, seperti Cyperus rotundus, Cyperus kilinga.
Herbisida purna-tumbuh yang bersifat selektif dapat digunakan untuk mengendalikan gulma berdaun lebar, golongan teki, dan beberapa jenis rumput. Keunggulan herbisida selektif ini adalah tidak membahayakan beberapa jenis tanaman pokok yang disarankan pada labelnya. Jadi, dengan menggunakan herbisida purna-tumbuh yang selektif, kita dapat mematikan gulma tanpa harus khawatir tanaman pokok rusak akibat semprotan herbisida.
Gulma yang tidak dapat dibasmi dengan herbisada selektif dapat dikendalikan dengan herbisida purna tumbuh yang berspektrum luas dan mampu membunuh hampir semua tumbuhan. Jika menggunakan herbisida ini diantara tanaman pokok yang telah tumbuh, penyemprotannya harus dilakukan dengan sangat hati-hati. Karena kabut semprotnya dapat mematikan tanaman utama.
Herbisida purna tumbuh memiliki dua cara kerja yang berbeda, yaitu herbisida kontak dan herbisida sistemik. Pengolahan tanah atau pencabutan gulma setelah penyemprotan herbisida tidak disarankan, karena dapat mengurangi efektivitasnya. Pengolahan tanah akan memutuskan hubungan antara tajuk dan akar gulma, sehingga herbisida tidak dapat mencapai akar gulma. Jika pengolahan tanah dilakukan pada saat herbisida sistemik belum sampai mematikan rhizome atau stolon, gulma baru akan segera tumbuh dari rhizome atau stolon yang terputus tadi.

B.     Klasifikasi Kimiawi Herbisida
Klasifikasi Kimiawi Herbisida
Senyawa Anorganik
Bioherbisida
Kelompok Aryloxpropionic Acid
Aryloxyphenoxypropionate
Benzoic Acid (Auksin Sintetik)
Pyridinecarboxylic Acid (Auksin Sintetik)
Qiunolinecarboxylic Acid (Auksin Sintetik)
Kelompok Urea
Sulfonilurea
Triazin
Kelompok Karbamat
Dinitroanilin
Kloroasetamida
Oksiasetamida
Urasil
Triazolinon
Sicloheksanedion Oksim
Triazinon
Benzothiadiazinon
Garam Bipiridinum (Bipiridilium)
Imidazolinon
Diphenyl-Ether
Organofosfat
Oxadiazol
Anilide
Isoxazole


C.     Sifat dan Cara Kerja Herbisida
a.      Klasifikasi herbisida
Hampir sejalan dengan pembagian gulma, secara tradisional herbisida dibagi menjadi tiga kelompok.
-         Herbisida yang kuat mengendalikan gulma dari kelompok rumput, misalnya alaktor, butaklor, ametrinfluazifop.
-         Herbisida yang kuat dalam mengendalikan gulma daun lebar, misalnya 2,4-D, MCPA.
-         Herbisida yang aktif terhadap semua kelompok gulma. Herbisida ini disebut pula sebagai herbisida yang non-selektif. Herbisida jenis ini mampu membunuh semua tumbuhan hijau, misalnya glifosat glufosinat, dan paraquat.

Berdasarkan bidang sasaran, yaitu kemana herbisida di tersebut diaplikasikan, herbisida diklasifikasikan menjadi dua kelompok, yaitu :
1) Herbisida yang diaplikasikan ke tanah.
Bekerja umumnya dengan cara menghambat perkecambahan gulma atau membunuh biji-biji gulma yang masih berada dalam tanah dan umumnya disemprotkan sebelum gulma tumbuh.
2) Herbisida yang diaplikasikan ke daun-daun gulma.
Herbisida yang diaplikasikan langsung pada daun-daun gulma yang tentunya sudah tumbuh. Herbisida yang digunakan herbisida pasca-tumbuh.

Menurut gerakannya pada gulma sasaran, herbisida juga bisa dibagi menjadi dua golongan berikut.
1.      Herbisida kontak (non-sistemik), yaitu herbisida yang membunuh jaringan jaringan gulma yang terkena langsung oleh herbisida tersebut dan tidak ditranslokasikan di dalam jaringan tumbuhan, sehingga hanya mampu membunuh bagian gulma yang berada di atas tanah.
2.      Herbisida sistemik, yaitu herbisida yang bisa masuk ke dalam jaringan tumbuhan dan ditranslokasikan ke bagian tumbuhan lainnya. Oleh karena sifatnya yang sistemik, herbisida ini mampu membunuh jaringan gulma yang berada di dalam tanah (akar, rimpang, umbi).

Penggolongan herbisida tersebut juga membawa implikasi terhadap penggolongan berdasarkan cara dan saat penggunaannya.
1.      Herbisida pratumbuh
Herbisida ini diaplikasikan pada tanah sebelum gulma tumbuh.
2.      herbisida purna-tumbuh
Herbisida ini diaplikasikan saat gulma sudah tumbuh.

b.      Mode of action herbisida
Herbisida mematikan gulma dengan berbagai macam cara. Efek herbisida terhadap gulma bisa disarikan sebagai berikut (Hance, 1987).
1.      Herbisida yang mempengaruhi respirasi gulma.
2.      Herbisida yang mempengaruhi proses fotosintesis gulma.
3.      Herbisida penghambat perkecambahan.
4.      Herbisida yang memiliki efek terhadap asam amino.
5.      Herbisida yang mempengaruhi metabolisme lipida.
6.      Herbisida yang bekerja sebagai hormon.

c.       Selektivitas herbisida
Dalam penggunaan herbisida, selektivitas ditekankan pada kemampuan herbisida “memilih” tumbuhan yang dikendalikannya dalam hubungannya dengan tanaman pokok. Dengan kata lain, herbisida yang selektif adalah herbisida yang mampu mengendalikan gulma tanpa meracuni tanaman pokoknya. Sedangkan herbisida yang nonselektif adalah herbisida yang meracuni hampir semua jenis tumbuhan (yang masih hijau), termasuk tanaman pokoknya.
Herbisida yang selektif terhadap suatu tanaman belum tentu selektif terhadap tanaman lainnya. Misalnya, herbisida yang brbahan aktif atrazin dan ametrin sangat selektif bagi tanaman jagung, tebu dan nanas. Namun, atrazin dan ametrin tidak selektif terhadap padi.

Selektifitas herbisida dipengaruhi oleh dua hal, yaitu :
1.      Faktor yang berhubungan dengan herbisidanya.
-         Selektivitas Fisiologik
Selektivitas Fisiologik merupakan selektivitas bawaan dari herbisida untuk memilih sasaran (mematikan tumbuhan yang satu tetapi tidak mematikan lainnya).
-         Selektivitas Fisik
Selektivitas fisik disebabkan oleh adanya zat atau lapisan tertentu pada tanaman yang mampu menahan herbisida, sehingga herbisida tidak dapat mencapai bagian tanaman yang peka.
2.      Pengaruh teknik penggunaanya.
-         Selektivitas Posisional
Selektivitas posisional memanfaatkan perbedaan posisi dari bagian-bagian tanaman dan gulma yang peka terhadap pestisida.
-         Selektivitas karena Teknik Aplikasi
Dengan memanfaatkan teknik aplikasi khusus, herbisida yang nonselektif dapat digunakan pada berbagai jenis tanaman.

III.           PENUTUP



A.     Kesimpulan
Pada herbisida dikenal kelompok purna-tumbuh (post emergence) dan herbisida pra-tumbuh (pre emegance). Herbisida purna-tumbuh hanya dapat mematikan gulma yang telah tumbuh dan memiliki organ yang sempurna seperti akar, cabang dan daun. Sedangkan herbisida pra-tumbuh mematikan biji gulma yang belum berkecambah.

B.     Saran
Sebelum dilakukan pengendalian terhadap gulma, terlebih dahulu perlu kita mengenali terlebih dahulu herbisida yang akan digunakan agar sesuai dengan apa yang kita harapkan. Selain itu perlu juga kita mengetahui penggolongan dari gulma agar dapat ditentukan herbisida yang tepat untuk penggunaannya, dan waktu pemberiannya.
DAFTAR PUSTAKA



Djojosumarto, Panut. 2008. Pestisida dan Aplikasinya. Jakarta : PT Agromedia Pustaka.

Djojosumarto, Panut. 2008. Teknik Aplikasi Pestisida Pertanian. Yogyakarta : Penerbit Kanisius.

Hance, Raymond J. 1987. An Introduction to Weed Control. Basle : Ciba-Geigy Agro Division.

Novizan. 2007. Petunjuk Pemakaian Pestisida. Jakarta : PT Agromedia Pustaka.

Wudianto, Rini. 1990. Petunjuk Penggunaan Pestisida. Jakarta : Penebar Swadaya.

3 komentar: