I.
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pengertian pestisida luas
sekali karena meliputi produk-produk yang digunakan , kehutanan, perkebunan,
peternakan/kesehatan hewan, perikanan, dan kesehatan masyarakat. Pada pestisida
pertanian terdapat pestisida untuk mengendalikan gulma yaitu herbisida.
Herbisida adalah bahan yang
mengandung senyawa kimia beracun dan digunakan untuk mematikan tanaman
pengganggu/gulma. Gulma ini ada bermacam-macam, antara lain gulma berdaun
lebar, rerumputan, alang-alang, eceng gondok, dan lain-lain.
B.
Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah
pengenalan herbisida ini adalah untuk mengetahui cara penggunaan herbisida yang
tepat sehingga tidak menimbulkan efek yang bernahaya terhadap lingkungan
disekitarnya dan tepat sasaran terhadap gulma sasaran. Selain itu juga untuk
mengetahui kandungan-kandungan kimia yang terdapat didalam herbisida tersebut
dan teknik pengaplikasiannya.
II.
PEMBAHASAN
A.
Penggunaan Herbisida
Herbisida merupkan salah satu
pestisida yang berfungsi mengendalikan gulma. Untuk keperluan pengendaliannya,
gulma dibedakan menjadi 3 golongan. 1) gulma berdaun lebar, seperti Boreria alata, Chromolaena odorata, Mikania
sp.; 2) gulma berdaun sempit
(golongan rumput), seperti Axonopus,
Paspalum, Panicum repens. 3) golongan teki, seperti Cyperus rotundus, Cyperus kilinga.
Herbisida purna-tumbuh yang
bersifat selektif dapat digunakan untuk mengendalikan gulma berdaun lebar,
golongan teki, dan beberapa jenis rumput. Keunggulan herbisida selektif ini
adalah tidak membahayakan beberapa jenis tanaman pokok yang disarankan pada
labelnya. Jadi, dengan menggunakan herbisida purna-tumbuh yang selektif, kita
dapat mematikan gulma tanpa harus khawatir tanaman pokok rusak akibat semprotan
herbisida.
Gulma yang tidak dapat dibasmi
dengan herbisada selektif dapat dikendalikan dengan herbisida purna tumbuh yang
berspektrum luas dan mampu membunuh hampir semua tumbuhan. Jika menggunakan
herbisida ini diantara tanaman pokok yang telah tumbuh, penyemprotannya harus
dilakukan dengan sangat hati-hati. Karena kabut semprotnya dapat mematikan
tanaman utama.
Herbisida purna tumbuh
memiliki dua cara kerja yang berbeda, yaitu herbisida kontak dan herbisida
sistemik. Pengolahan tanah atau pencabutan gulma setelah penyemprotan herbisida
tidak disarankan, karena dapat mengurangi efektivitasnya. Pengolahan tanah akan
memutuskan hubungan antara tajuk dan akar gulma, sehingga herbisida tidak dapat
mencapai akar gulma. Jika pengolahan tanah dilakukan pada saat herbisida
sistemik belum sampai mematikan rhizome
atau stolon, gulma baru akan segera
tumbuh dari rhizome atau stolon yang terputus tadi.
B.
Klasifikasi Kimiawi Herbisida
Klasifikasi Kimiawi Herbisida
|
|
Senyawa Anorganik
Bioherbisida
Kelompok Aryloxpropionic Acid
Aryloxyphenoxypropionate
Benzoic Acid (Auksin Sintetik)
Pyridinecarboxylic Acid (Auksin Sintetik)
Qiunolinecarboxylic Acid (Auksin Sintetik)
Kelompok Urea
Sulfonilurea
Triazin
Kelompok Karbamat
Dinitroanilin
|
Kloroasetamida
Oksiasetamida
Urasil
Triazolinon
Sicloheksanedion Oksim
Triazinon
Benzothiadiazinon
Garam Bipiridinum (Bipiridilium)
Imidazolinon
Diphenyl-Ether
Organofosfat
Oxadiazol
Anilide
Isoxazole
|
C.
Sifat dan Cara Kerja Herbisida
a.
Klasifikasi herbisida
Hampir sejalan dengan
pembagian gulma, secara tradisional herbisida dibagi menjadi tiga kelompok.
-
Herbisida
yang kuat mengendalikan gulma dari kelompok rumput, misalnya alaktor, butaklor,
ametrinfluazifop.
-
Herbisida
yang kuat dalam mengendalikan gulma daun lebar, misalnya 2,4-D, MCPA.
-
Herbisida
yang aktif terhadap semua kelompok gulma. Herbisida ini disebut pula sebagai
herbisida yang non-selektif. Herbisida jenis ini mampu membunuh semua tumbuhan
hijau, misalnya glifosat glufosinat, dan paraquat.
Berdasarkan bidang sasaran,
yaitu kemana herbisida di tersebut diaplikasikan, herbisida diklasifikasikan
menjadi dua kelompok, yaitu :
1) Herbisida yang diaplikasikan ke tanah.
Bekerja umumnya dengan cara
menghambat perkecambahan gulma atau membunuh biji-biji gulma yang masih berada
dalam tanah dan umumnya disemprotkan sebelum gulma tumbuh.
2) Herbisida yang diaplikasikan ke daun-daun
gulma.
Herbisida yang diaplikasikan
langsung pada daun-daun gulma yang tentunya sudah tumbuh. Herbisida yang
digunakan herbisida pasca-tumbuh.
Menurut gerakannya pada gulma
sasaran, herbisida juga bisa dibagi menjadi dua golongan berikut.
1. Herbisida kontak (non-sistemik), yaitu
herbisida yang membunuh jaringan jaringan gulma yang terkena langsung oleh
herbisida tersebut dan tidak ditranslokasikan di dalam jaringan tumbuhan,
sehingga hanya mampu membunuh bagian gulma yang berada di atas tanah.
2. Herbisida sistemik, yaitu herbisida yang
bisa masuk ke dalam jaringan tumbuhan dan ditranslokasikan ke bagian tumbuhan
lainnya. Oleh karena sifatnya yang sistemik, herbisida ini mampu membunuh
jaringan gulma yang berada di dalam tanah (akar, rimpang, umbi).
Penggolongan herbisida
tersebut juga membawa implikasi terhadap penggolongan berdasarkan cara dan saat
penggunaannya.
1. Herbisida pratumbuh
Herbisida ini diaplikasikan
pada tanah sebelum gulma tumbuh.
2. herbisida purna-tumbuh
Herbisida ini diaplikasikan
saat gulma sudah tumbuh.
b.
Mode of action herbisida
Herbisida mematikan gulma
dengan berbagai macam cara. Efek herbisida terhadap gulma bisa disarikan
sebagai berikut (Hance, 1987).
1. Herbisida yang mempengaruhi respirasi
gulma.
2. Herbisida yang mempengaruhi proses
fotosintesis gulma.
3. Herbisida penghambat perkecambahan.
4. Herbisida yang memiliki efek terhadap asam
amino.
5. Herbisida yang mempengaruhi metabolisme
lipida.
6. Herbisida yang bekerja sebagai hormon.
c.
Selektivitas herbisida
Dalam penggunaan herbisida,
selektivitas ditekankan pada kemampuan herbisida “memilih” tumbuhan yang
dikendalikannya dalam hubungannya dengan tanaman pokok. Dengan kata lain,
herbisida yang selektif adalah herbisida yang mampu mengendalikan gulma tanpa
meracuni tanaman pokoknya. Sedangkan herbisida yang nonselektif adalah
herbisida yang meracuni hampir semua jenis tumbuhan (yang masih hijau),
termasuk tanaman pokoknya.
Herbisida yang selektif
terhadap suatu tanaman belum tentu selektif terhadap tanaman lainnya. Misalnya,
herbisida yang brbahan aktif atrazin
dan ametrin sangat selektif bagi
tanaman jagung, tebu dan nanas. Namun, atrazin
dan ametrin tidak selektif terhadap
padi.
Selektifitas herbisida
dipengaruhi oleh dua hal, yaitu :
1. Faktor yang berhubungan dengan
herbisidanya.
-
Selektivitas
Fisiologik
Selektivitas Fisiologik merupakan selektivitas bawaan
dari herbisida untuk memilih sasaran (mematikan tumbuhan yang satu tetapi tidak
mematikan lainnya).
-
Selektivitas
Fisik
Selektivitas fisik disebabkan
oleh adanya zat atau lapisan tertentu pada tanaman yang mampu menahan
herbisida, sehingga herbisida tidak dapat mencapai bagian tanaman yang peka.
2. Pengaruh teknik penggunaanya.
-
Selektivitas
Posisional
Selektivitas posisional
memanfaatkan perbedaan posisi dari bagian-bagian tanaman dan gulma yang peka
terhadap pestisida.
-
Selektivitas
karena Teknik Aplikasi
Dengan memanfaatkan teknik
aplikasi khusus, herbisida yang nonselektif dapat digunakan pada berbagai jenis
tanaman.
III.
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pada herbisida dikenal
kelompok purna-tumbuh (post emergence)
dan herbisida pra-tumbuh (pre emegance).
Herbisida purna-tumbuh hanya dapat mematikan gulma yang telah tumbuh dan
memiliki organ yang sempurna seperti akar, cabang dan daun. Sedangkan herbisida
pra-tumbuh mematikan biji gulma yang belum berkecambah.
B.
Saran
Sebelum dilakukan pengendalian
terhadap gulma, terlebih dahulu perlu kita mengenali terlebih dahulu herbisida
yang akan digunakan agar sesuai dengan apa yang kita harapkan. Selain itu perlu
juga kita mengetahui penggolongan dari gulma agar dapat ditentukan herbisida
yang tepat untuk penggunaannya, dan waktu pemberiannya.
DAFTAR PUSTAKA
Djojosumarto,
Panut. 2008. Pestisida dan Aplikasinya.
Jakarta : PT Agromedia Pustaka.
Djojosumarto,
Panut. 2008. Teknik Aplikasi Pestisida
Pertanian. Yogyakarta : Penerbit Kanisius.
Hance,
Raymond J. 1987. An Introduction to Weed
Control. Basle : Ciba-Geigy Agro Division.
Novizan.
2007. Petunjuk Pemakaian Pestisida. Jakarta
: PT Agromedia Pustaka.
Wudianto,
Rini. 1990. Petunjuk Penggunaan Pestisida.
Jakarta : Penebar Swadaya.
terima kasih atas infonya yg sangat berman faat bagi saya yg tidak tahu sebelumnya.
BalasHapusThanks ya Mbak!
BalasHapusTerimakasih
BalasHapus