BAB I
PERBANYAKAN
TANAMAN SECARA GENERATIF DAN VEGETATIF
A. Perbanyakan Secara Generatif
Perbanyakan tanaman secara generatif terjadi memlaui biji. Biji merupakan
organ perkembangbiakan yang terbentuk dalam buah sebagai hasil dari pendewasaan
bibit bakal biji yang dibuahi. Perbanyakan secara biji dilalui dengan peleburan
ga.met jantan dan gamet betina tanaman induk.
1. kelebihan
perbanyakan tanamaan secara generatif
a.
tanaman bisa diperoleh dengan mudah dan cepat
b.
umur tanaman lebih lama.
c.
Tanaman yang di hasilkan memiliki perakaran
lebih kuat, karena tanaman yang dihasilkan dari biji memiliki akar tunggang,
terutama tanaman – tanaman keras.
d.
Varietas – varitas baru diperoleh dengan cara
menyilangkannya.
2. kelemahan
perbanyakan tanaman secara generatif
a. Tanaman baru yang dihasilkan belum tentu
memiliki sifat yang bagus/unggul seperti tanaman induknya.
b.
Varietas baru yang muncul belum tentu baik.
c.
Waktu berbuah lebih lama.
d.
Kualitas tanaman baru diketahui setelah tanaman
berbuah.
3. syarat
biji yang digunakan untuk perbanyakan
generatif.
a.
Biji dihasilkan dari buah yang sudah matang atau
masak secara fisiologis.
b.
Bebas dari hama
dan penyakit.
c.
Bentuk biji normal, tidak terlalu besar atau
kecil dan tidak cacat.
d.
Memiliki daya adaptasi yang baik terhadap
berbagai kondisi lingkungan.
B. Perbanyakan Secara Vegetatif.
Perbanyakan secara vegetatif
merupakan perkembangbiakan tanaman tanpa melalui perkawinan. Tanaman yang biasa
diperbanyak secara vegetatif adalah
tanaman yang memiliki kambium. Dalam melakukan perbanyakan secara vegetataif
menggunakan zaat pengatur tumbuh (ZPT) merupakan senyawa organic bukan
nutris,aktif dalam jumlah yang kecil terdapat pada bagian tanaman tertentu dan umunnya diangkut kebagian lain,
maka zat tersebut mendapat menimbulkan respon secara biokimia, fisiologis serta
marfologis.
Didalam zat pengatur tumbuh (
fitohormon ) yang terdiri dari lima
kelompok yaitu auksin, giberelin, sitokinin, etilen, dan inhibitor. Masing –
masing mempunyai cirri khas serta pengaruh yang berbeda terhadap fisiologis
tanaman.
Atonik digunakan pada tanaman
berfungsi untuk meransang pertumbuhan akar tanaman yang lebih banyak, untuk
mengaktifkan peyerapan hara, meningkatkan keluarnya kuncup, buah dan
memperbaiki kualitas panen. Cara pemakaian harus disesuaikan dengan baik sebab atonik
sangat cepat masuk kedalam tanamman, mempercepat aliran protoplasma sel serta
miningkatkan pertumbuhan akar karena itu atonik akan bekerja mengaktifkan
metabolisme di dalam sel.
Atonik
mengandung bahan aktif senyawa aromatik
sebanyak 65 gr pe liter air, terdiri dari 5 nitophenolate 0.10 %, sodium artho
nithophennolate 0,20 %, sodium paranitrophenolate 0,30 %, sodium 2,4 D 0,5 %
serta solvenkuafer 99,30 %. Atonik merupakan cairan yang tugasnya untuk
meransang pertumbuhan akar tanaman supaya lebih banyak dalam menyerap unsure
hara.
Di dalam praktikum kemarin kelompok
tiga menggunakan zat pengatur tumbuh dengan dosis 1 % serta waktu perendaman
yang berbeda :
·
A1 W2 =
5 menit
·
A2 W2 =
10 menit
·
A3 W3 =
15 menit
BAB II
BAHAN DAN METODE
A. Perbanyakan Secara Generatif
a. Tempat dan Waktu
Tempat praktikum
dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Islam Riau.
Dilakukan mulai dari tanggal 8 November 2008 sampai pada 10 Januari 2009.
b. Bahan dan Alat
1.
bahan
a. Biji mangga, manggis, lengkeng, durian, serta
rambutan.
b.
Polybag yang digunakan sebanyak 50
c.
Pupuk kandang.
2.
Alat
a.
Cangkul.
b.
Gembor
c.
Ember
Cara Kerja
1. Daging buah yang menutupi biji dibersihkan atau dibuang
dengan cara dicuci atau menggunakan pasir.
2. Menyiapkan tempat atau media semai. Penyemaian bisa
dilakukan dengan menggunakan polybag yang sudah diberi pupuk kandang. Media
semai yang digunakan untuk mengisi polybag berupa tanah dan pupuk kandang
dengan perbandingan 1 : 1.
3. Sebaiknya biji yang akan disemai harus direndam dalam
larutan insektisida atau fungisida konsentrasi 0,1 % supaya biji terhindar dari
hama dan
penyakit.
4. Setelah itu, biji ditanam dengan jarak tanam
disesuaikan dengan ukuran biji atau ditanam dalam polybag satu persat
B. Perbanyakan Secara Vegetatif.
Stek
Stek atau cutting merupakan
salah satu teknik perbanyakan tanaman secara vegetatif. Tanaman yang distek,
dipotong disalah satu bagiannya. Potongan tanaman bisa langsung ditanam
ditanah. Setek banyak dilakukan untuk memperbanyak tanaman – tanaman hias dan
tanaman buah.
a.
Setek Batang.
Setek batang
merupakan salah satu perbanyakan vegetatif tanaman menggunakan potongan batang,
cabang, atau ranting. Setek batang banyak digunkan untuk memperbanyak tanaman
hiasndan buah.
Batang, cabang, atau ranting yang ideal untuk bahan setek:
1.
Tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda. Umur tanaman
sekitar 1 tahun dan batangnya berwarna kehijaun.
2.
Sehat, bebas dari
hama dan
penyakit.
3. Subur dan tidak menunjukkan keadaan defisiensi atau
kekurangan salah satu unsure yang diperlukan tanaman.
4.
Bahan setek harus memiliki cukup bakal tunas
b. Setek Akar
Walaupun tidak memiliki mata tunas, akardapat memunculkan tunas di
dinding tunas atau dibekas potongannya yang telah muncul kalus. Tanaman yang
dapat diperbanyak dengan cara ini cukup banyak misalnya tanaman berbentuk
pohon, semak, tanaman merambat, tanaman tahunansampai tanaman dataran tinggi.
Akar yang ideal untuk bahan setek:
1. Bahan setek akar harus berupa akar lateral, yaitu akar
yang tumbuh ke arah samping sejajar dengan permukaan tanah.
2. Sebaiknya pilih akar muda yang berukuran 1 cm atau
sebesar pensil karena lebih memunculkan akar dibandingkan dengan akar tua.
3.
Sehat dan bebas dari hama dan penyakit.
C. Perbanyakan
Secara Generatif -Vegetatif
Perbanyakan
secara generatif-vegetatif di lakukan dengan menggunakan campuran dua bahan
tanaman, yaitu bibit asal bijidan bagian bibit seperti mata tunas atau pucuk
dari tanaman lain. Bibit asal biji dijadikan batang bawah untuk menopang
pertumbuhan bagian vegetatif yang dijadikan sebagai batang bawah.
a. Okulsi
Okulasi berasal dari bahasa belanda
oculatie yang artinya menempel.
1. Bahan dan Alat
a.
alat
Pisau sayat
Silet atau pisau cutter
Pita plastik/tali rafia
b.
bahan
calon batang bawah dan atas
2. Cara Kerja
a. Kerat kulit kayu batang bawah menggunakan pisau sayat,
silet, atau pisau cuttr sampai membentuk huruf
“U” terbalik. Panjang keratan 2-3 cm dan lebarnya 1-1,5 cm dengan posisi
keratan sekitar 20 cm dari pangkal batang.
b.
Potong lidah sayatan, sisakans edikit dibatang.
c. Sayatan bagian mata tunas dari cabang entris sampai
kelapisan kayu dengan bentuk seperti perisai.
d.
Angkat bidang sayatan, lalu bersihkan lapisan kayu yang
masih menempel.
e.
Tempelkan mata tusan kebidang keratan diatas lidah
kulit kayu dan jaringan kayu batang bawah. Posisi mata tunas harus mengarah keatas
dan tidak tertutup oleh lidah.
f. Ikat bidang tempelan dengan tali rafia. Pengikat
dimulai dari arah bawah ke atas dan tidak tertutup oleh lidah.
g. Rebahkan bagian pucuk batang atas dengan cara memotong
batang pokoknya sampai separu tebal batang dengan jarak 5-7 cm dari lokasi
penempelan.
h. Satu bulan kemudian, pucuk batang atas yang direbahkan
dipangkas agar tunas dapat tumbuh dengan baik.
c.
Sambung ( grafting )
1.
Potongan tanaman untuk batang bawah setinggi 15- 20 cm
dari pangkal batang.
2.
Belah batang bawah sepanjang 2- 5 cm, tepat ditengah
lokasi pemotong
3. Potong pucuk tanaman untuk batang atas sepanjang 7,5- 10 cm. Sayat
miring dikedua sisi pangkalnya sampai membentuk segi empat “V”.
4.
Selipkan batang atas pada belahan batang bawah.
5. Ikatanbagian sambungan dengan mengunakan plastik
selebar 1 cm. Untuk mengurangi penguapan, daun batang bawah dan batang atas
yang masih ada dipotong sampai hanya tersisa 1/3 bagian saja.
6. Tutup pucuk tanaman sampai lokasi penyambungan
menggunakan kantong palstik bening. Lalu ikat bagian plastic yang terbuka.
Tujuan dari penutupan adalah untuk menjaga kelembaban udara didearah sambungan dan
mempertahankan kesegaran pucuk tanaman, serta mempercepat proses penyambungan.
7.
Letakkan bibit sambungan pucuk ditempat yang teduh dan
disiram setiap hari. Ada
sembilan gambar penyambungan pucuk
1.
Pemotongan batang bawah
2. Pembelahan batang bawah
3.
Melancipkan 2 sisi pangkal batang atas
4 Batang
atas siap disambungkan
5. Batang atas disambungkan
dengan
batang bawah
6. Pengikatan dengan tali plastik
7. Sambungan
telah diikat
8. Sambungan diselubungi
dengan kantong plastik
9. Sambungan telah jadi dan bertaut
ditandai keluarnya kuncup daun
BAB III
PEMBAHASAN
A.
Perbanyakan
Secara Generatif
Dari hasil pengamatan pada benih yang disemaikan pada praktikum
matakuliah agronomi tanaman hortikultura, dapat dilihat pada table 1.
Table 1: hasil
pengamatan pada benih yang ditanam
Jenis Benih
|
Persentase Tumbuh (%)
|
Umur Berkecambah (hari)
|
Tinggi Bibit
(cm)
|
Mangga
|
30
|
29
|
27,4
|
Manggis
|
30
|
17
|
16
|
Durian
|
60
|
15
|
0,42
|
Lengkeng
|
80
|
7
|
5,25
|
Rambutan
|
60
|
7
|
30
|
Dari table terlihat bahwa perkecambahan pada durian dan rambutan lebih
tinggi dibandingkan dengan mangga, manggis dan lengkeng. Hal ini mungkin
disebabkan karena adanya kemunduran benih akibat dalam periode simpan kadar air
tinggi sehingga viabilitasnya rendah.
Masa perkecambahan pada rambutan, lengkeng dan durian lebih cepat
daripada mangga ataupun manggis sehingga persentase tumbuh pada mangga dan
manggis relative lebih kecil dari rambutan, lengkeng dan durian.
B.
Pebanyakan Secara Vegetatif
1. Setek
- Persentase tumbuh
Jenis
|
A1W1
|
A2W2
|
A2W3
|
Adenium
|
-
|
-
|
|
Akar sukun
|
-
|
13,33
|
13,33
|
Bogenfil
|
13,3
|
20
|
20
|
Beringin
|
-
|
-
|
-
|
- Umur bertunas
Jenis
|
A2W1
|
A2W2
|
A2W3
|
Adenium
|
-
|
-
|
-
|
Akar
sukun
|
-
|
31
hari
|
32
hari
|
Bogenfil
|
28
hari
|
30
hari
|
31
hari
|
Beringin
|
-
|
-
|
-
|
- Tinggi tunas
Jenis
|
A2W1
|
A2W2
|
A2W3
|
Adenium
|
-
|
-
|
-
|
Akar
sukun
|
-
|
0,55
|
0,35
|
Bogenfil
|
0,35
|
0,75
|
0,66
|
Beringin
|
-
|
-
|
-
|
Dari table terlihat bahwa persentase tumbuh pada
adenium yang tumbuh hanya pada perlakuan A0W3 yaitu perendaman tanpa pemberian
atonik selama 15 menit, pada bogenfil pada perlakuan A0W1 yaitu perendaman
selama 5 menit dan beringin persentase tumbuh pada perlakuan A0W1. Dilihat dari persentase yang tumbuh maka tinggi tunas
dan umur bertunaspun hanya pada adenium A0W3, bogenfil A0W1 dan Beringin A0W3..
2. Okulasi
Keberhasilan
pada okulasi ditandai dengan berwarna hijau pada mata entries. Setelah berumur
15 hari.
3. Sambung
Setelah berumur
14 hari pelastik penutup dibuka dan sudah trlihat muncul tunas pada batang atas
dan terlihat menyatunya cambium antara batang atas dan batang bawah.
4. Cangkok
Jenis
|
Umur berakar
|
Jambu
air
|
1
bulan
|
Jambu
biji
|
2
bulan
|
Belimbing
|
1
bulan
|
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari laporan praktikum ini dapat
disimpulkan:
1)
Dalam perbanyakan tanaman secar generatif memiliki keuntungan
dan kerugian:
a.
Keuntungan
a.
Untuk mendapatkan tanaman yang kuat dan panjang
umur.
b.
Tanamn tersebut diketahui apogami.
c.
Tanaman tersebut diketahui polyembrio.
b.
Kerugian
a.
Lebih lama menghasilkan
b.
Dan lain-lain
2)
Dalam perbanyakan tanaman secara vegetataif memiliki
keuntungan dan kerugian:
a.
Keuntungan
a.
Dapat dilakukan pada tanaman yang tidak bisa
diperbanyak secara generatif.
b.
Lebih cepat menghasilkan.
c.
Dapat dipakai untuk menggabungkan dua tanaman
yang berbeda.
d.
Lebih murah dan dapat dilakukan setiap waktu
tanpa menunggu musi006D
e.
Lebih tahan terhadap hama dan penyakit.
b
Kerugian
a.
Kadang-kadang mengorbankan pohon induknya
b.
Agak sulit dipengangkutan.
c.
Kadang mempunyai alat yang spesifik.
B. Saran
Dari
hasil laporan praktikum ini dapat disarankan sebaiknya kalau mau mendapatkan
buah yang cepat berproduksi sebaiknya
menggunakan perbanyakan secara vegetatif, tapi kalau mau induk yang kuat
sebaiknya perbanyakannya secara generatif.
DAFTAR PUSTAKA
Redaksi Agromedia. 2007. Kunci Sukses Memperbanyak
Tanaman. Agromedia Pustaka. Jakarta.
Abidin, 1982, Dasar- dasar Pengetahuan Zat Pengatur
Tumbuh. Angkasa Bandung
Lakitan, B.
2004. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Rajawali pers. Jakarta.
Heddy, 1996. Hormon tumbuhan, Penebar swadaya.
Jakarata
Syarif, S, 1989, kesuburan tanah dan pemupukan tanah
pertanian. Pustaka Buana. Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar